Pagi itu aku membuka hari dengan penuh ucapan syukur, usiaku dua puluh tiga.
Belum sempat aku sarapan pagi, terdengar deru motormu, si kayu bakar. Aku bergegas ke luar rumah sebelum ibuku yang ke luar dan menyapamu dengan: “Lho, sudah datang lagi? Bukannya baru pulang jam 1 ya semalam!”
Kamu tersenyum lebar.
Belum pernah aku melihat senyummu yang begitu mengembang. Apalagi setelah puluhan malam panjang, yang kamu habiskan bercerita tentang dia yang meninggalkanmu di belakang.
“Selamat ulang tahun!” sapamu.
Lalu kamu menyodorkan sebuah buku yang dibiarkan telanjang tanpa bungkusan.
Ada aku dalam tulisanmu di halaman 84 dan 85.
Ganti aku yang tersenyum lebar.
Senang.
Latest posts by virtri (see all)
- Kembali Bekerja dan Kembali Tidak Bekerja - 15 December 2022
- Kilas 2022: Tentang kursus C1 dan tentang kegiatan ini dan itu - 15 December 2022
- Tanaman-tanaman di rumah, si teman-teman baru saya - 27 June 2021