Pagi

Saya jatuh cinta pada pagi.

Menikmati pagi kini menjadi kebiasaan yang sangat menyenangkan! Ah, kamu sekarang pasti sedang mengernyitkan dahi ketika membaca tulisan ini sambil berujar, “Hah, seorang Virtri suka bangun pagi? Rasanya ada yang salah!”

Hahaha, iya memang, harus diakui, sudah bertahun-tahun lamanya saya menjadi penikmat (tidur) pagi. Oh, hal tersebut nikmat sekali. Bagaimana tidak, tinggal tidak jauh dari tempat kerja membuat saya santai sekali dan terbiasa untuk bangun siang. Puas rasanya bisa tidur sampai jam 8.30 pagi di hari kerja dan bahkan bangun lebih siang lagi di akhir pekan.

Namun itu tidak berlaku lagi sekarang. Sejak saya pindah sebulan yang lalu. Tidak bisa lagi saya nikmati tidur berlama-lama di pagi hari. Perjalanan ke kantor yang harus ditempuh dalam waktu 1 hingga 2 jam membuat bangun pagi mutlak hukumnya.

Awalnya, saya pikir saya akan tersiksa. Tapi apa yang terjadi? Bahkan di akhir pekan, ketika saya tidur demikian larut, saya tetap mencari pagi. Saya jatuh cinta pada pagi sejak hari pertama saya pindah di tempat saya sekarang ini. Lihat betapa cantiknya pagi di tempat ini di kala saya bangun jam 5.30.

sunrise at balcony

Saya menikmati pergantian dari gelap menjadi terang. Langit gelap yang pelan-pelan yang dihiasi semburat cahaya merah, kemudian menjadi jingga, oranye, dan berlapis kuning putih dari balkon saya. Bahkan ketika semburat berwarna itu hilang pada pukul 6, cantiknya pagi belum juga sirna. Dan suara-suara yang menyertainya, yakni kicauan burung yang bersahut-sahutan dengan kicauan anak-anak sekolah dasar yang riang, menambah indahnya pagi.

beauty in between

Hmm, saat yang tepat untuk menyeruput secangkir kopi; dan tersenyum menyambut datangnya hari.

virtri
Latest posts by virtri (see all)

2 thoughts on “Pagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.