Awal tahun lalu, saya hanya memiliki satu tanaman kecil dengan pot kuning yang terlihat di bagian depan foto. Itu pun pemberian teman. Nah, 1,5 tahun masa pandemi membuat saya (dan mungkin banyak orang) jadi suka dengan tanaman. Si tanaman yang satu dulu itu, jadi punya banyak teman (dan ini belum termasuk yang di balkon dan yang mini-mini di jendela). Dan bagi saya, tanaman-tanaman ini jadi teman-teman baru saya.
Sebenarnya di tahun pertama saya pindah ke Berlin, pernah saya mencoba beli dua jenis tanaman, namun hanya hitungan minggu (atau hari), dia layu dan tak lama kemudian tidak bertahan. Sempat saya memutuskan untuk membeli tanaman dekoratif dari plastik saja. Kayaknya itu yang paling cocok dengan saya, tahan banting. Hehe. Dan saya pun membelinya. Saya punya beberapa hingga kini. Lumayan untuk diletakkan di atas lemari atau rak yang tinggi atau tempat yang kurang cahaya.
Tahun lalu, bertepatan dengan pandemi, kami pindah rumah. Di rumah kami yang sekarang ini ada balkonnya, saya lalu membuat proyek kebun balkon. Eh keterusan. Lanjut dengan tanaman yang di dalam rumah sekalian. Karena lagi pandemi dan membuat kami gak bisa jalan-jalan, waktu pun teralokasi dengan baik untuk si hobi baru ini.
Ternyata menyenangkan sekali kegiatan merawat tanaman ini ya. Tidak hanya menyiramnya, tapi proses beli tanah (saya sudah mampu beli tanah di Berlin loh! Hahaha, beli tanah kiloan maksudnya), ganti pot, atau menggandakan tanaman, itu seru sekali!
Pernah ada satu waktu di malam hari saya dan Kakilangit maraton nonton Netflix atau DisneyPlus, kami menyelingi nonton Youtube sendiri-sendiri. Jika tontonan Kakilangit adalah video-video chiroterapi yang konon katanya bisa sebagai obat kangen dipijet, maka tontonan saya adalah video-video tentang bagaimana cara menggandakan tanaman Pilea Peperomiodes. Begitulah.
Ketika tanaman di pot bertambah tinggi atau tanaman gantung bertambah panjang menjuntai, atau ada daun-daun baru yang lahir, lalu tumbuh besar sehingga tanaman jadi lebat, hati rasanya berbunga-bunga. Padahal kebanyakan ini bukan jenis tanaman yang berbunga, hehehe. Pun ketika ada bunga di kaktus, atau hasil menggandakan tanaman berhasil, itu tuh kayak kemenangan-kemenangan kecil yang patut dirayakan.
Belum lagi tanaman yang bisa dimakan. Di balkon ada tanaman selada yang akhir tahun lalu dikasih teman masih berupa bentuk semaian. Sekarang jadi banyak jumlahnya dan setiap minggu siap dipanen sebagai salad atau tambahan sayur ketika membuat mi instan atau mi bakso. Ada juga tomat, cabe, kemangi (basil), dan timi (thyme). Makan makanan dari tanaman hasil kebun balkon sendiri rasanya memang beda. Puas.
Kelana yang melihat saya antusias dengan teman-teman baru saya ini, lumayan rajin juga ikut bantu menyiram atau gunting-gunting panen selada. Pernah juga satu waktu guru di daycare-nya membuat contoh aktivitas menumbuhkan tanaman dari bongkol sisanya. Misalnya salad romana atau pak choi. Dimasukkan dalam wadah toples/gelas, lalu dikasih air sedikit, dan voila.. si bongkol mengeluarkan tanaman baru! Kelana dan saya di rumah pun mencobanya dan berhasil. Yeay!
Dulu alm. Papa di rumah Jogja punya banyak tanaman dan dia senang sekali merawatnya. Papa tidak senang jalan-jalan ke luar kota. Setiap kali saya mengajaknya berpergian beberapa hari, dia menolak. Salah satu alasannya adalah siapa yang nantinya menyiram tanaman-tanamannya. Terutama jika seisi rumah pergi. Saya cuma suka geleng-geleng kepala dulu, gak ngerti kenapa papa sayang banget sama tanaman-tanamannya.
Jika papa masih ada saat ini, paling dia ketawa-ketawa, mengetahui saya jadi mirip dengannya. Dan saat ini saya sudah mulai kepikiran, jika pandemi berakhir dan saya bisa traveling sering-sering dan lama, harus punya teman yang bisa dimintain tolong siram tanaman nih. Hehehe.
- Tato - 28 February 2024
- Pandemi berakhir! - 22 July 2023
- Rutinitas Baru - 19 June 2023