Kado Terima Kasih

Hari ini, ada 37 terima kasih buatmu ketika aku menegok ke setahun belakangan ini, setahun yang begitu berwarna dan penuh gejolak rasa.

Ketika kita hamil bersama

Terima kasih untuk hamil bersama tahun lalu. Iya, kamu tidak membiarkan aku hamil sendirian, kamu ikut dalam setiap prosesnya sepanjang sembilan bulan semenjak kita mengawalinya dengan bersama-sama bersyukur atas kehidupan baru yang Tuhan berikan ketika melihat 2 garis pada test pack di suatu pagi.

Terima kasih untuk selalu hadir dalam jadwal periksa ke dokter kandungan dan tidak pernah terlambat datang.

Terima kasih untuk berbagi perasaan girang dan haru yang sama setiap melihat melihat layar kecil berwarna hitam putih, terutama ketika melihat ada bagian yang berkedip-kedip cepat, menandakan jantung anak kita sehat.

Terima kasih sudah ikut browsing tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak oleh ibu hamil, apa yang boleh dimakan dan yang tidak. Dan untuk memaafkan (dan akhirnya ikut membenarkan) setiap kenakalan-kenakalan kecil ketika aku melakukan dan memakan apa yang dilarang. Contohnya bagaimana aku mencoba meminum kopi seminggu sekali, lalu menjadi setiap hari, lalu sehari dua kali. Hehehe.

Terima kasih sudah mencoba memahami bahwa ibu hamil yang satu ini tidak ngidam apa pun selain hasrat untuk selalu traveling yang tidak pernah sirna. Dan untuk menemani sambil was-was ketika kita traveling, dan akhirnya menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa ketika ternyata si ibu hamil yang kebanyakan tingkah ini kecapekan pada waktunya. Pada pertengahan tanjakan ke Arthur’s Seat di Edinburgh misalnya.

Terima kasih untuk mau ikut belajar di kelas senam hamil dan kelas laktasi. Senang rasanya mendapatimu terlibat aktif.

Terima kasih untuk proses diskusi yang cepat dan mudah dalam menentukan nama anak kita. Nama yang bagus, yang kita suka, diambil dari kesukaan-kesukaan kita dan menjadi sebuah harap semoga anak kita juga menyukainya; Kata Kelana.

Ketika Kata Kelana datang ke dunia

Terima kasih untuk selalu berada di samping aku dalam 31 jam proses menanti kelahiran Kata Kelana, untuk terlibat penuh dalam drama penuh gaya di 15 jam pertama disambung drama tanpa banyak suara di 16 jam berikutnya. Kontraksi demi kontraksi sangat berat ternyata, aku bersyukur ada kamu yang menemaniku mengatur nafas satu demi satu sambil menenangkan diri selama proses itu.

Terima kasih untuk menjadi berani mengikuti proses kelahiran Kelana. Kamu yang biasanya pingsan melihat darah, berdiri tegar di sisiku, di sebuah proses pertaruhan hidup dan mati yang semoga hanya sekali, melihat detail lahirnya Kelana ke dunia, menyaksikan tangis pertamanya yang membahana, membantu dokter menggunting tali pusarnya, dan menyaksikan pecahnya dua tangisanku di sore hari Jumat itu.

Terima kasih untuk hari-hari dan malam-malam pertama kita menjaga Kelana, bagaimana kita kikuk sekali menjadi orang tua baru. Masih teringat jelas bagaimana kamu kaku sekali menggendong Kelana, tapi dari raut mukamu, aku tahu kamu mencoba dengan penuh kesungguhan karena ini anak kita, tempat ternyamannya haruslah di pelukanku dan di pelukanmu.

Terima kasih untuk menjadi seperti gasing yang berputar di hari-hari awal Kelana lahir. Tanpa bantuan siapapun, karena mama sudah kembali ke Jogja menemani papa yang sakit, ibu dan bapak juga tak bisa berlama-lama karena pekerjaan di Cilacap tidak bisa ditinggalkan, kamu hilir mudik di rumah sakit maupun di rumah untuk mengurus semua urusan persalinan, menjemput-antar keluarga, teman dan tamu yang datang, menyediakan stok makan minum untuk ibu baru yang selalu kelaparan, sambil memainkan peran sebagai bapak baru.

Ketika papa pulang ke surga

Terima kasih kamu ada dan menangis bersama ketika kita mendengar kabar papa pulang ke surga pada hari ke-8 Kelana lahir ke dunia.

Terima kasih untuk kedua bahumu yang selalu menjadi tempat nyamanku untuk menumpahkan air mata.

Terima kasih juga untuk menemani di hari-hari berduka setelahnya, ketika sesekali air mataku tumpah ketika mengenangnya.

Terima kasih untuk sesekali kamu mengambil hari kerja dari rumah supaya bisa menemani aku dan Kelana ketika aku kepayahan menjaganya sendirian dengan hati yang masih dilanda kehilangan.

Ketika kita menjadi orang tua di bulan pertama

Terima kasih untuk kerja samanya memandikan Kelana berdua setiap paginya ketika kedua tanganku mengalami sakit yang tidak biasa. Menyiapkan ember, menjerang air panas, menggendongnya saat aku menyabuni dan membilasnya, lalu membereskan kehebohan yang kita buat setelahnya, sementara aku melanjutkan ritual setelah mandi Kelana.

Terima kasih untuk cerianya wajahmu ketika Kelana pup dan itu artinya saat kamu dan Kelana bonding. Ibu adalah tempat menyusu, bapak adalah tempat mengganti popok, tanpa kenal pagi, siang, sore, dan malam.

Terima kasih untuk pijatan-pijatan untuk melancarkan asi yang benar-benar kami butuhkan. Iya, tidak hanya aku yang butuh pijatan itu, Kelana juga butuh hasil akhirnya. Hehehe.

Ah, terima kasih juga untuk membuatkan aku kopi di tiap pagi sebagai pembuka hari yang menyenangkan dan membelikan susu jahe langganan kesukaan di tiap malam.

Terima kasih akhirnya kita melalui bulan pertama menjadi orang tua hanya berdua sampai akhirnya bala bantuan, si mama, datang dari Jogja. Jika aku boleh memberikan penilaian untuk bulan pertama kita sebagai orang tua, aku pikir kita bisa lah mendapat nilai A minus minus. Iya, minusnya kita masih banyak.

Ketika masuk bulan-bulan selanjutnya hingga aku harus masuk kerja lagi

Terima kasih untuk tetap menjadi pasangan traveling yang tetap asik meski bawaan kita bertambah pun gaya traveling kita. Naik kereta ataupun naik pesawat, ke Jogja, Cilacap, dan Bali ketika pulang kampung dan jalan-jalan.

Terima kasih untuk menjadi teman yang menyenangkan ketika membicarakan dan memutuskan untuk memiliki baby sitter atau menitipkan Kelana di daycare ketika aku bekerja kembali. Pun dalam memutuskan menyewa apartemen lain di tempat daycare Kelana demi kenyamaman kita. Aku selalu suka dengan pembicaraan-pembicaraan kita dalam memutuskan sesuatu.

Terima kasih sudah selalu pulang cepat dari kantor dan mencoba mengurus Kelana semampumu. Aku menghargai tiap menit yang kamu habiskan dengan Kelana. Selain baik untuk hubunganmu dan Kelana, itu juga berarti aku bisa menyelonjorkan kaki sejenak, mandi dengan tenang, dan melihat dan mengupdate media sosialku. Hehehe.

Ketika aku sudah masuk kerja di awal tahun ini, terima kasih untuk mencoba sebisa mungkin mengantar jemput Kelana bersamaku di dua bulan Kelana kita titipkan di daycare. Dan bergembira bersama ketika membaca buku laporan hariannya.

Terima kasih untuk selalu mendukung apapun yang kukerjakan selama proses kejar tayang ASIP, yang tak jarang membuatku kepayahan dan seakan menggila dengan mencoba segala cara demi ASIP melimpah.

Ketika melakukan loncatan besar

Menjadi orang tua adalah hal baru buat kita. Tapi memutuskan untuk menantang diri demi perubahan yang lebih baik bukan saja baru, tapi suatu loncatan besar. Terima kasih sudah berusaha meraih impian kita untuk tinggal di kota yang ramah, sekaligus mendekatkan diri ke negara-negara cantik di sekitarnya, dan kamu berhasil untuk itu.

Terima kasih sudah menjalani malam-malam yang penuh tantangan yang membuat jutaan kupu-kupu berterbangan di perutmu dan akhirnya membuat kita terbang ke tempat idaman.

Terima kasih untuk ketekunan menjalani semua proses administrasi dan birokrasi demi kelancaran semua urusan. Kamu paling tahu betapa kamu tidak bisa mengandalkanku untuk urusan ini.

Terima kasih untuk memberikan perasaan campur aduk dalam waktu yang singkat. Bahagianya kamu diterima kerja di Berlin sekaligus sedih meninggalkan tempat kerja di Jakarta yang suasana kerja dan teman-temannya menyenangkan, girang menyongsong kehidupan baru sekaligus haru karena harus berjarak dengan orang-orang kesayangan; keluarga dan sahabat.

Ketika memulai kehidupan baru di Berlin

Terima kasih sudah membawa aku dan Kelana ke kota yang begitu hidup; suasananya, aktivitasnya, orang-orangnya, tempat-tempatnya, semuanya!

Terima kasih sudah berbagi perasaanmu yang paling dalam ketika kita mengawali kehidupan baru kita; segala bahagia, segala khawatir, ketegangan, dan kelegaan. Iya, tidak semua hal berjalan mulus. Ada bagian ketika kita tersasar padahal ada janji penting dengan petugas pemerintahan, ada hari-hari panjang penuh keringat dan hawa persaingan dalam mencari tempat tinggal. Tapi kita bergandengan tangan menjalaninya dan itu meringankan.

Terima kasih untuk berbagi perasaan bahagia yang sama dalam menikmati udara yang baru ini, mengapresiasi hal-hal kecil dan besar yang kita hirup, lihat, dengar, cium, kecup, kecap, dan rasakan.

Terima kasih untuk menikmati semua ritual kita bersama Kelana di pagi dan malam juga di akhir pekan. Juga untuk melakukan pekerjaan rumah harian secara bergantian.

Terima kasih untuk selalu bertanya akan apa yang aku rasakan, aku pikirkan, bagaimana aku menjalani hariku dan hidup yang baru ini. Dan untuk mendengarkan segala cerita, hati yang berbuncah karena bahagia, dan sesekali keluh karena peluh.

Dan..

Terima kasih untuk menjadi seorang bapak hebat buat Kelana. Berkali-kali kamu berucap bahwa kamu ternyata senang menjadi bapak, dan itu tidak klise. Kamu sungguh terlihat menikmati peranmu; wajahmu berseri-seri tiap bersama Kelana. Pun demikian dengan Kelana.

Terima kasih untuk (sudah mau terjebak) menjadi suami keren buatku; sahabat yang nyaman untuk berbagi perasaan apa pun, membahas dan tertawa akan hal yang penting dan yang remeh setiap harinya, atau hanya untuk sekedar menikmati hening yang menyenangkan.

Terima kasih sudah menjadi kamu.

Selamat ulang tahun ke-37, Sahabat berjuta musimku! Semoga kamu menerima dengan baik kado kasih dariku.

virtri
Latest posts by virtri (see all)

2 thoughts on “Kado Terima Kasih

Leave a Reply to Ida Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.