Melbourne, kota yang mencintai kopi

“We love to make coffee for city that loves to drink it” – Market Lane Cafe

Berbeda dengan kota-kota lainnya di negeri kangguru yang kental diwarnai oleh pendatang dari Inggris, di Melbourne sepertinya berkumpul semua pendatang dari Itali. Bagaimana tidak, kota ini begitu mencintai kopi seperti halnya kota-kota di negeri Itali.

Di berbagai penjuru kota, tersebar kedai-kedai kopi yang memiliki suasana dan rasa yang berbeda satu dengan yang lainnya.

image

Nikos, kedai kopi pertama yang kami datangi menyapa penduduk setempat dengan kecekatan mereka menyiapkan cangkir demi cangkir nikmat yang langsung siap sekejap.

Brother Baba Budan, tempat yang super kecil tidak membuat pelanggannya urung menikmati seruputan kopinya. Mereka rela mengantri untuk mendapatkan giliran sepuluh hingga lima belas menit duduk. Pun jika tidak dapat juga, mereka tak keberatan membeli dan membawanya pergi.

image

Market Lane, terletak di pusat perbelanjaan tengah kota, Victoria Market. Lokasi strategis, tempat mungil, sederhana dan cantik membuat saya betah berlama-lama di situ. Racikan kopinya diambil dari biji kopi Rwanda, Ethiophia dan El Salvador. Rasa asamnya terasa di lidah seperti jeruk berpadu dengan wangi madu dan karamel.

image

Seven Seeds, memiliki biji kopi yang digunakan di berbagai kedai kopi lainnya di kota tersebut, termasuk di Brother Baba Budan. Tempatnya luas dan menyediakan makanan untuk disantap di tempat sebagai teman menikmati kopi. Wangi kopi yang menyeruak hebat sepanjang kami di sana menggoda kami untuk membawa pulang beberapa bungkusnya.

image

Eclipse, tempat yang sebenarnya nyaman namun kurang terang dan kurang hangat pelayanannya. Termaafkan karena (lagi-lagi) kopinya enak. Bagi mereka yang tidak suka rasa asam yang keluar ketika menyesap kopi, Eclipse adalah tempat yang tepat. Ada rasa coklat yang ikut muncul dalam sajian kopi hangatnya.

image

Sbriga, kedai kopi terakhir yang kami singgahi dalam kunjungan ke Melbourne kemarin. Kedai kopi dengan barista-barista yang paling ramah yang pernah kami temui. Bagaimana mereka bergantian menyapa dan menemani pengunjung sangat mengesankan. Tidak berlebihan tapi terasa sangat hangat. Bukankah salah satu resep hati yang bahagia terbuat dari kopi yang nikmat dan barista yang hangat?

Beda. Kedai kopi yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda dan punya karakternya masing-masing. Tapi mereka memiliki satu kesamaan; berada di kota yang begitu mencintai kopi.

virtri
Latest posts by virtri (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.