Kenikmatan dalam kesempatan dalam kesempitan

siladen

Ketika masih kuliah, saya punya banyak waktu untuk berlibur panjang, punya banyak waktu untuk membaca buku, tapi sayang tidak punya uang untuk jalan-jalan berlibur dan tidak punya banyak uang untuk membeli banyak buku-buku bagus. Sekarang ketika sudah bekerja, saya punya cukup uang (belum banyak, namun cukup lah) untuk berlibur dan mengoleksi buku, tapi kesulitan mendapatkan waktu untuk mendapatkan liburan dan menikmati membaca buku selembar demi selembar, kata per kata.

Namun, dengan semangat kancil yang banyak akal, saya mencoba untuk cerdik dalam melihat setiap kesempatan yang bisa saya manfaatkan sebagai waktu liburan dan bisa bersantai membaca. Dan saya mendapatkan kesempatan-kesempatan itu, pada setiap akhir pekan setelah saya melakukan perjalanan kerja, terutama untuk tugas luar kota atau luar negeri. Memang cuma sebentar, tapi jika dimaksimalkan sebesar-besarnya, tentunya sangat bermanfaat bagi jiwa dan raga!

Bulan Juni lalu misalnya, saya manfaatkan tugas luar kota saya ke Menado yang jatuh di hari Jumat hingga Sabtu dengan memperpanjangnya ke hari Minggu. Memang benar, itu waktu yang sangat amat pendek! Tapi setelah saya mengingat-ingat lagi, cukup banyak juga yang saya lakukan dalam 3 hari itu. Saya mengoptimalkan diri di kota tempat setengah darah yang mengalir di tubuh saya berasal (untuk pertama kalinya).

Hari pertama – Danau Linow

Saya dan 2 teman kantor saya mengambil penerbangan dini hari dari Jakarta.  Sesampainya di sana, kami menyempatkan diri untuk sarapan bubur menado agar kami senantiasa bugar di hari itu, hehehe. Di hari pertama itu, di sela-sela pekerjaan kami dari satu toko ke toko lainnya, kami sempat mengunjungi Danau Linow di Tomohon. Danau cantik yang mengandung belerang sehingga warnanya bisa berubah-ubah tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Cara terbaik menikmati danau ini adalah dengan menyeruput kopi dan makan pisang goreng yang disediakan satu-satunya cafe di sana. Mantap!

SONY DSC

Hari kedua – Kerja dan Kuliner

Di hari kedua, waktu banyak tersita untuk bekerja keras, tak ada waktu bersantai-santai! Hihihi, setidaknya saya harus menunjukkan bahwa saya bekerja dan berguna buat perusahaan, bukan? Hehehe. Hiburan saya di hari kedua adalah makanan! Saya makan b**i tore! Enak bangettt! Dan juga yang tak kalah enaknya KLAPERTAART ! Duh, tempat makanan berasal memang tidak bisa berbohong soal rasa. Hmmm! Seorang kawan saya yang dulu pernah bertugas di Menado berkata pada saya, “Sesudah saya makan Klapertaart Menado, seloyang untuk diri sendiri, saya mati pun rasanya tidak apa-apa waktu itu!” Hihihi, memang buat banyak orang, surga dunia adalah makanan enak!

klapertaart

Hari ketiga – Bunaken dan Siladen

Ke Menado belum lengkap tanpa ke Taman Laut Bunaken! Benarkah begitu? Setidaknya saya menganut prinsip demikian. Ketika 2 teman kantor saya yang berangkat bersama dari Jakarta sudah pulang, saya memilih menghabiskan hari minggu, hari terakhir saya, di Bunaken. Ditemani dengan teman saya yang bertugas di sana dan istrinya, kami menyewa kapal untuk jalan-jalan ke Bunaken. Duh, Bunaken itu dekat sekali dari pusat kota Menado! Hanya sekitar 45 menit kami menyebrang, dan sampailah kami di sana.

bertiga

Saya sangat ingin menyelam ketika itu. Judulnya kan Taman Laut, jadi saya ingin menghabiskan waktu saya dengan bermain-main di tamannya, bukan di pantai  (dan memang pantainya tidak bagus, cenderung kotor tak terjaga, sayang deh). Namun ternyata mereka sangat disiplin dalam menerapkan peraturan tidak boleh menyelam jika kita ingin terbang dalam jangka waktu kurang dari 12 jam dari waktu menyelam. Alhasil, saya tidak bisa menyelam, saya hanya bisa snorkeling untuk menikmati keindahan bawah laut.

Tapi saya sangat terhibur karena cantiiiiiiikkkk dan sangat menawaaaannn sekali keindahan bawah laut bumi Indonesia kita ini! Ikan yang beraneka ragam rupanya dan terumbu karang yang indah warnanya dan bentuknya. Ah, bahagia rasanya tinggal di pertiwi ini. Snorkeling aja cantiknya kayak gitu apalagi menyelam (bertekad akan kembali ke sana untuk menyelam!).  Gambar di bawah ini bukan foto yang saya ambil, karena saya ga bawa kamera tahan air. Tapi asli ga bohong, memang cantik seperti ini, bahkan lebih cantik lagi kayaknya. Kamu harus ke sana dan mengalaminya sendiri!

bunaken-reef

Dan terakhir, bukan saja Bunaken, saya mendapat bonus cantiknya Siladen. Ya, setelah snorkeling di 2 spot, kami mengakhiri hari di Siladen. Pulau kecil cantik dengan sebuah resort tempat kami makan siang. Saya sangat menikmati pantai dan suasana kala itu. Dan membaca buku adalah pilihan yang tepat untuk beristirahat sejenak dan menikmati hidup.


Memang waktu saya tidak sebanyak waktu kuliah dulu. Tapi menikmati hidup buat saya tidak boleh dibatasi oleh kesempatan yang terbatas, pun waktu yang sempit! 🙂

 

 

(padahal rencana mau cerita jalan-jalan ke Boracay, kok berakhirnya malah mengulang romantisme menado-linow-bunaken-siladen yak? sigh)

virtri
Latest posts by virtri (see all)

3 thoughts on “Kenikmatan dalam kesempatan dalam kesempitan

  1. Iya, indahnya menikmati bunaken sambil makan klapert taart (oh, tulisan klapert taart yg betul itu beginii… *baru tau*)

    Ilma kamu dah pernah ke bunaken juga kan ya! 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.