Dia

“Doakan ya!”

“Pastinya!”

Dua kalimat itu banyak mewarnai keseharian kita ketika sedang menghadapi sesuatu masalah yang ingin diselesaikan atau dalam mengawali sesuatu yang baru. Kita meminta keluarga atau sahabat kita untuk mendoakan kita. Demikian pula sebaliknya, mereka meminta kita berdoa untuk mereka. Namun berapa sering kita benar-benar berdoa untuk mereka?

Ida adalah sahabat saya sejak saya kuliah. Sahabat saya ini kerap bertanya pada saya “Apa yang ingin aku doakan untukmu?” setelah ia mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” atau “Selamat Tahun Baru”. Dan dalam pertemuan-pertemuan kami berikutnya, Dia akan menanyakan perkembangan hal yang saya minta ia doakan untuk saya. Awalnya saya terkesiap. Lalu saya sadar akan kesungguhannya.

Dia dan doa.

Dari Ida saya belajar untuk sungguh-sungguh berdoa buat orang lain yang meminta saya berdoa untuknya.

virtri
Latest posts by virtri (see all)

One thought on “Dia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.