“Doakan ya!”
“Pastinya!”
Dua kalimat itu banyak mewarnai keseharian kita ketika sedang menghadapi sesuatu masalah yang ingin diselesaikan atau dalam mengawali sesuatu yang baru. Kita meminta keluarga atau sahabat kita untuk mendoakan kita. Demikian pula sebaliknya, mereka meminta kita berdoa untuk mereka. Namun berapa sering kita benar-benar berdoa untuk mereka?
Ida adalah sahabat saya sejak saya kuliah. Sahabat saya ini kerap bertanya pada saya “Apa yang ingin aku doakan untukmu?” setelah ia mengucapkan “Selamat Ulang Tahun” atau “Selamat Tahun Baru”. Dan dalam pertemuan-pertemuan kami berikutnya, Dia akan menanyakan perkembangan hal yang saya minta ia doakan untuk saya. Awalnya saya terkesiap. Lalu saya sadar akan kesungguhannya.
Dia dan doa.
Dari Ida saya belajar untuk sungguh-sungguh berdoa buat orang lain yang meminta saya berdoa untuknya.
- Kembali Bekerja dan Kembali Tidak Bekerja - 15 December 2022
- Kilas 2022: Tentang kursus C1 dan tentang kegiatan ini dan itu - 15 December 2022
- Tanaman-tanaman di rumah, si teman-teman baru saya - 27 June 2021
Like this bah! 🙂