dia

aku bertemu lagi dengannya tadi malam.

sebenarnya aku sudah lama mengenalnya. kamu yang mengenalkanku padanya. kamu sudah mengenal dia jauh sebelum kamu mengenal aku.

aku pikir aku sudah cukup mengenalnya, hingga tadi malam datang. pengenalanku ternyata belum cukup dalam. banyak hal yang belum kumengerti tentangnya.

tadi malam kami bertengkar (meskipun aku tidak yakin jika itu didefinisikan dengan kata bertengkar). saat itu, dia mendengarkan semua keluhku, sebalku, marahku, sedihku, dan raguku; padanya. aku jadi sangat kekanak-kanakkan. aku pikir, harusnya itu menjadi saat yang tepat juga untuknya jika dia ingin mengungkapkan hal yang sama: berkeluh, sebal, ragu dan marah padaku. ah, akan menjadi pertengkaran yang seru pastinya!

tapi tidak. dia tidak terpancing dengan emosiku. dia hanya sempat nyatakan sedih; itu pun tak lama. dan yang dia lakukan kemudian adalah mendengar, mendengarkan dan mendengarkanku, lalu ketika aku sudah mulai tenang, dia mengambil suatu sikap, sikap yang benar-benar bijak; sangat dewasa.

aku heran di mana dia mendapatkan kebijaksanaan itu; kedewasaan itu. kamu tak pernah sekalipun menceritakan padaku dari mana hal yang dimiliki dia itu berasal.

bagiku dia sangat luas dan dalam.

dia : hatimu.

virtri
Latest posts by virtri (see all)

One thought on “dia

  1. hi vir..
    dialog hatimu dan hatinya sangat dalam dan dewasa 🙂
    dinikmati saja prosesnya..

    ayo kapan ke jkt?
    kapan giliran aku mentraktirmu say?

    ihopeyouarealwayshappy

Leave a Reply to ilma Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.