Ada banyak cerita di balik kunjungan ke Halmahera Utara

Di hari ulang tahun, biasanya saya dan Kakilangit memilih cuti dan pulang ke Jogja untuk merayakan dengan keluarga, atau pergi ke suatu tempat baru dan berlibur dua hari tiga hari di sana.

Tahun ini, Kakilangit memberikan ide untuk pergi ke Sikka atau ke Halmahera Utara. Saya bersemangat sekali menyambutnya. Dua tempat ini menempati tempat khusus di hati kami. Buat yang tidak familiar dengan dua tempat ini, berikut adalah letak Sikka dan Halmahera Utara:

  

Ada apa di dua tempat ini? Jawabannya sederhana, ada Yohanes dan Greis. Siapa mereka? Mereka adalah anak-anak kami. Hehehe. Lebih tepatnya, mereka adalah anak-anak Indonesia yang tinggal di daerah yang tidak maju.

Kami hanya berkesempatan membantu mereka mungkin sudah sekitar lima tahun melalui program child sponsorship Wahana Visi Indonesia. Tidak banyak memang, tapi semoga bisa bermanfaat buat mereka dan daerah tempat tinggal mereka. Kamu juga bisa loh berpartisipasi dengan cara yang sama untuk membantu teman-teman Yohanes dan Greis.

Dengan berpartisipasi ikut program ini, kita bisa mengenal dua daerah ini lebih jauh dan mengetahui perkembangan Yohanes dan Greis melalui buletin atau report tahunan yang dikirim oleh pengurus lembaga. Beragam aktivitas yang dilakukan oleh lembaga tersebut dalam memajukan penduduk dan desa juga dicantumkan dalam buletinnya.

Perkembangan Yohanes dan Greis yang dilaporkan biasanya berupa kemampuan belajar yang sudah sampai tahap apa saat ini, pelajaran kesukaan, hobi, cita-cita, dan aktivitas sehari-hari mereka. Menariknya, dalam buku laporan itu, terdapat ruang untuk mereka menyampaikan pesan atau gambar buat sponsor mereka. Tiap melihatnya, kedua ujung bibir saya  tertarik dan membentuk senyum lebar.

Tahun ini kami memilih untuk ke Halmahera Utara, dengan alasan sekalian jalan-jalan ke Ternate. Kami ke kantor WVI yang terletak di Tobelo.

Untuk ke Tobelo, dari Jakarta kami naik pesawat ke Ternate, lalu naik angkutan umum dari bandara Ternate ke Pelabuhan Kota Baru. Dari pelabuhan kami bertolak menggunakan kapal speedboat untuk umum berkapasitas 15 orang selama 30 – 45 menit tergantung ombak menuju Pelabuhan Sofifi. Nah dari Sofifi, kita harus mencari lagi mobil umum (biasanya jenis Avanza atau Xenia) dan bersama-sama dengan penumpang lain melakukan jalan darat selama 3 – 4 jam.


Iya, dengan perjalanan panjang itu barulah sampai Tobelo, ibukota Halmahera Utara. Untuk mencapai Desa Galela tempat Greis tinggal, kami harus melakukan perjalanan darat lebih lama lagi.

Tapi pada di bulan lalu, kami tidak berkesempatan bertemu dengan Greis karena sedang terjadi konflik setelah Pilkada yang tidak memungkinkan penduduk ke luar dari desa dan pendatang masuk ke desa karena sedang diadakan perhitungan ulang. Konflik yang terjadi itu lagi-lagi karena agama.

Iya, sejarah konflik antar agama di tahun 1999 di tanah Halmahera Utara rupanya masih menorehkan luka yang cukup dalam untuk penduduk Tobelo. Lembaga Wahana Visi Indonesia yang berbasis memajukan desa lewat pendidikan dan ekonomi juga seringkali kesulitan meyakinkan penduduk bahwa tujuan mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyebaran suatu agama tertentu.

Mendengar cerita tentang pembantaian masal dengan membakar ratusan penduduk yang sedang berkumpul di suatu bangunan, cerita tentang kepala-kepala tanpa tubuh yang tergeletak di jalan, cerita tentang kapal berisi entah berapa banyak penumpang yang hilang ketika sedang mencari tempat aman, cerita tentang trauma ketika mendengar tiang listrik dipukul, hati saya miris.

Banyak yang bilang, jika ingin memiliki anak asuh atau membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu, mulailah dari kerabat yang terdekat, tidak perlu yang jauh-jauh.

Benar, saya setuju bahwa orang-orang terdekat kita perlu mendapat prioritas kita untuk ditolong. Tapi setelah prioritas itu, membuka hati untuk membantu mereka yang tinggal jauh, membuat saya membuka mata atas beragam permasalahan yang ada di negeri ini.

Ah, semoga ada titik akhir pada konflik laten yang seperti tak berujung itu, di Halmahera Utara. Doa saya untuk Halmahera Utara yang menyimpan banyak cerita.

virtri
Latest posts by virtri (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.