Setelah bluvi pergi

Bluvi sudah berada di Jogja sejak seminggu yang lalu. Dia sudah tinggal dengan tentram di sana bersama keluarga saya tercinta. Sekarang dia sudah memiliki partner-partner baru.

Saya selama ini telah sedemikian terikat dengannya. Dia yang setia mengantar saya ke manapun saya ingin pergi; dari satu tempat ke tempat lainnya; dari satu kota ke kota lainnya; satu provinsi ke provinsi lainnya: jawa timur, jawa tengah, jawa barat, jakarta, dan jogja; mengarungi perkotaan, pedesaan, perkampungan, pegunungan, juga pantai. Iya, dia itu keren banget! Tahan banting! Sama seperti si Eric & Keea. Hehehe, sepertinya mereka yang di sekeliling saya harus tahan banting πŸ™‚

Tinggal di Jogja mungkin hal yang terbaik buat Bluvi. Berada di sebuah kota nyaman yang dimiliki negeri ini. Setelah satu setengah tahun ia menghirup polusi kota Jakarta yang semakin tinggi, Jogja adalah adalah pilihan yang tepat untuknya. Dia juga akan belajar tidak posesif. Masa selama ini partner tetapnya hanya saya. Memang sih kadang-kadang beberapa sahabat saya biarkan jadi partner sementaranya, tapi tetap saja, ada saya yang mendampingi. Nah, kalau sekarang kan dia benar-benar mandiri di sana. Dia juga jadi mengenal keluarga saya lebih dalam, bisa lebih akrab. Pergaulannya pun pasti meluas. Dia juga jadi mengerti bahwa karakter partner itu bisa bermacam-macam. Meski saat ini dia masih dirundung kesedihan berpisah dengan saya, kelak dia akan belajar arti kata adaptasi.

Jangan kamu kira saya tidak sedih berpisah dengannya. Terus terang saya merindu. Saya yang terbiasa dibuat manja olehnya, saat ini juga sedang belajar untuk menghadapi kenyataan bahwa dia telah jauh di sana. Saya memang bisa mengunjunginya sebulan atau dua bulan sekali. Tapi saya juga harus belajar beradaptasi dengan partner-partner baru saya di sini setiap harinya sebelum partner pengganti bluvi saya datang.

Tersebutlah putra, express, dan bluebird yang menemani saya ke daerah-daerah yang cukup jauh. Ada transjakarta, kopaja dan metromini ketika saya ingin menjangkau tempat-tempat yang dekat. Ada pula si abang-abang ojeg yang akan siap mengantar saya, khusus jika saya sedang terburu-buru melintasi kemacetan Jakarta. Lalu, ketika saya memiliki waktu yang cukup, daerah yang tidak terlalu jauh, di malam hari yang tak terlalu ramai, bajaj adalah pilihan saya, seru soalnya! Hihihi.

Dan terakhir, tentu saja.. berjalan kaki! Iya, jika saya ingin sendirian, berjalan kaki di sudut-sudut tertentu di Jakarta itu mngasyikkan, terkadang romantis. Kemarin contohnya. Saya berjalan kaki di bawah rintik hujan pada tengah malam sunyi, sendiri. Ahh… saya suka.

Oia, saya lupa 1 partner asyik saya yang lain yang juga menemani saya setelah Bluvi pergi: Kamu! Iya, kamu! Kamu yang mau memberi tumpangan gratis buat saya! πŸ˜€

virtri
Latest posts by virtri (see all)

6 thoughts on “Setelah bluvi pergi

  1. Bluvi memang sudah tentram di sini, namun ia skrg sedang pusing…
    Bukan, bukan! Bukan karna ia sedang kangen dgn partner lamanya (…hehe..) namun ia pusing karna setiap hari diajak muter2 di Mandala Krida dan UGM… sampe ia hafal bgt dg setiap detil jalurnya… hehe… πŸ™‚

    Blm lg ia skrg butuh penyumbat telinga, krn hiruk pikuk-nya suara2 di dlm mobil… suara2 krucil2 heboh, suara mommy yg berusaha mjd yg paling keras spy didengarkan oleh para krucil2 ini, plus suara adu argumen antara uti-kakung! Hebooooh! πŸ˜€

    Yahh.. biarlah Bluvi belajar beradaptasi…

  2. Huahaha… begitu yaa… Duh, yang sabar ya, Bluvi! Dan buat Carreta, kamu jangan cemburu, ini hanya masalah usia kok. Kita juga masih sayang padamu! Hanya memintamu untuk lebih banyak beristirahat kok πŸ™‚

  3. Kenapa tidak beralih ke teman baru yang pasti lebih menyenangkan seperti sehabatku yang selalu menemaniku setiap kerja atau kemanapun, mungkin tidak setangguh bluvi deengan mesin dan punya “kaki” 4 sahabat saya hanya “berkaki” 2 dan tidak memakai mesin, pasti kamu akan menemukan pengalaman baru yang sangat menyenangkan πŸ™‚ Selamat Mencoba

    “Bersepeda Yuk :)”

  4. sepedanya juga udah diungsikan ke jogja biar bluvi banyak temannya, deyt, ges.
    gapapa kok, aku menikmati semua temanku saat ini πŸ˜‰

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You can use markdown, yes that awesome markdown.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.