Malam pekat. Lampu kumatikan. Jadinya gelap. Aku terlelap. Kubermimpi. Tidak bagus. Aku tidak suka. Ingin terbangun. Namun tak kuasa. Kepayahan. Kelelahan. Ku tetap berusaha. Susah. Aku belum terbangun juga. Letih. Aku ingin bangun. Iya, keluar dari mimpi ini. Ayo bangun. Tidak bisa. Mimpi itu terus mengejarku. Ayo, aku bisa, kataku. Berusaha. Berusaha. Berusaha. Aku tersentak. Aku berhasil. Aku bangun. Aku terengah.
Kucari telepon selulerku. Kuraih. Kucari namamu. Kutekan tombol hijau. Aku menghubungimu. Aku mendapatkanmu. Aku mendengar suaramu. Suara yang selalu membuatku tentram.
"Aku bermimpi buruk. Temani aku."
"Iya, aku temani kamu."
"…"
"…"
Hanya dalam seketika aku terlelap lagi dengan headphone menempel di telinga; dengan rasa nyaman yang menempel di hati.
Terima kasih ya.
- Soalnya… - 19 October 2020
- My life after not living in a corporate world anymore - 9 August 2020
- Kata Kelana di Kita - 5 August 2020
ckckckck….punya bakat nulis juga yah
Satu hal yang g pikir setelah baca post lo, bisakah g jadi teman itu 🙂
buat yang post comment sebelumnya….
yang ngantri banyak tuh…
hihihihi