Nama mereka Izah dan Fitri. Waktu aku temui, Izah sedang duduk menangis di atas trotoar sementara Fitri sedang berjalan menghampiri sebuah mobil, menyanyikan sepenggal bait lagu, mengulurkan tangannya, kemudian pergi ke mobil yang lain.
Saat itu siang, hari matahari. Bukan hanya pada saat hari matahari kurasa. Belakangan ini suhu kota Jakarta (juga daerah lainnya), meningkat cukup drastis. Panas begitu menyengat, peluh yang keluar dari tubuh dalam seketika menguap ditelan terik.
Makan siang, yuk! ajakku pada mereka, belum makan kan?
Mereka mengangguk.
Mau makan di mana? tanyaku.
Mereka tidak menjawab, hanya berpandang-pandangan sambil tersipu-sipu.
Kita makan di situ ya! aku menunjuk sebuah pusat perbelanjaan tak jauh dari tempat kami berdiri kita makan ayam dan minum es krim, oke?
Sekali lagi, mereka hanya mengangguk dan tersenyum.
Dua gadis mungil yang manis dengan penampilan tak terawat. Izah kelas dua, Fitri kelas lima. Bapak Izah yang seorang loper koran kini telah tiada, tinggal seorang ibu yang acap menjual nasi. Bapak Fitri seorang supir dan ibunya tidak bekerja. Jumlah keluarga yang besar, membuat mereka mengamen karena keadaan dan bukan karena pilihan.
Aku tidak tahu, apakah makan siang tadi itu menjadi hadiahku buat mereka atau tidak.
Namun bagiku, aku mendapat hadiah yang besar dari mereka:
senyum-senyum mereka yang begitu tulus.
– aku semakin mengerti maksud Tuhan ketika Ia mengatakan Adalah lebih bahagia memberi daripada menerima –
- Tato - 28 February 2024
- Pandemi berakhir! - 22 July 2023
- Rutinitas Baru - 19 June 2023
ga sengaja mampir kesini.
Jadi terharu mbaca postinganmu yang ini. Sungguh mulai. Pengen aku juga jadi seperti itu. Moga2 makin banyak rejeki yah.
Sekarang di jakarta ya? sukses deh
SENENG DEH BACA POST LO, TERNYATA LO GAK BERUBAH LO MSIH 4-3 YANG G KENAL….! G GK TAU ITU BENAR APA GAK TAPI ITU YANG G PIKIRIN SETELAH G BACA POST LO. SETELAH BACA POST LO PASTI BANYAK ORANG YANG PINGIN NGELAKUIN HAL KAYAK LO TAPI MUNGKIN LO SALAH SATU YANG NGELAKUIN PALING TULUS….! GBU…!
kamu benar2 kesaksian yang hidup…
tak susul…