Kenapa Luna?
Karena seorang Luna Maya-kah?
Apa yang kurang dengan seorang kamu?
Demikian tanya seorang kawan lama.
Bukan. Bukan karena seorang Luna Maya, sergahku cepat. Meski dirinya cantik bukan kepalang menurut orang jamak, namun tak terlintas di benakku tuk mengidolakannya. Tidak, aku tidak mau disama-samakan dengannya. Kita punya kecantikan kita masing-masing ^^. Dan aku bahagia dengan keberadaanku, apa adanya aku… (Terima kasih, ya Tuhan Yesusku)
Luna,
hanya sebuah kata yang terkadang mencerminkan aku…
Luna mencintai matahari, yang tak pernah berhenti memancarkan cahaya hangatnya. Luna sayang pada matahari, kala matahari terik atau kala terlindung awan. Dan walau matahari menyenangi siang dan bukan malam, Luna tetap sayang.
Luna suka berada diantara bintang-bintang. Bintang-bintang yang selalu berkedap-kedip, sekali waktu gemerlap, sekali lain temaram. Bintang-bintang yang setia, selalu ada meski kerap tak terlihat.
Luna nyaman dekat dengan manusia. Melihat tingkah polahnya, tenggelam dalam suka dukanya. Luna menyukai hidup manusia, dengan segala warna-warni yang menggoresinya.
Luna… aku.
- Tato - 28 February 2024
- Pandemi berakhir! - 22 July 2023
- Rutinitas Baru - 19 June 2023
what a nice crescent, moon 😉