Setelah kutapaki ‘Bumi Manusia’, kuikuti ‘Anak Segala Bangsa’, kutelusuri ‘Jejak Langkah’, dan kututup pintu ‘Rumah Kaca’, aku bertualang dengan Robert Langdon dalam memecahkan ‘Da Vinci Code’ (Ah, Dan Brown memang pengarang yang handal, membuat yang fiktif seakan fakta! Ya, dia berhasil membuat banyak orang -yang kukenal- terguncang imannya)..
Dan hari-hari belakangan ini, sambil sesekali mengintip-intip fakta tetralogi Pramoedya dalam ‘Sang Pemula’, aku hanyut dalam sebuah kisah dari masa silam, yang dituturkan Haji Mukti dalam ‘Hikayat Siti Mariah’. Sebuah bacaan alternatif! Pelipur lara yang benar-benar telenovela. Hitam – putih, si protagonis jauh dari sikap cela, si antagonis mutlak dursila. Namun, memang menarik untuk disimak di tengah taburan novel-novel teenlit yang jamuran (saking menjamurnya!).
Banyak tebaran kata-kata mutiara, gurindam, dan peribahasa di sana sini. Membacanya, seakan kita hidup dalam 1,25 abad yang lalu.
Ah, memang menyenangkan membaca untaian-untaian kata yang terajut dalam cerita pun fakta; terutama di tengah-tengah profesi baru-ku ini:)
Sambil mendengarkan alunan musik jazz, menyeruput nescafe originale… hmmm, aku tenggelam.
“Hey, Vir!!” rak buku memanggilku, “‘Sejarah Tuhan’ dan ‘Arok Dedes’ sudah menanti giliran untuk kau sentuh! Cepat baca, kemudian kembalikan pada pemiliknya.. lalu, pinjamlah yang lain agar aku senantiasa tetap terlihat penuh!”
…hihihi, buku2 boleh minjem kok bangga!:D
- Tato - 28 February 2024
- Pandemi berakhir! - 22 July 2023
- Rutinitas Baru - 19 June 2023